Senin, 22 Februari 2010

16 februari 2010..

Tepat 8 bulan papa pergi. Sampai saat ini aku belum bisa ngisi bagian hidup aku yang kosong. Aku juga belum bisa mengatasi rasa kehilangan yang sangat besar itu. Walaupun aku dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayangiku, tapi rasanya hidupku kurang lengkap tanpa papa.
Sejak kecil aku memang lebih dekat dengan papa. Mungkin karena waktu kerja papa lebih fleksibel daripada waktu kerja mama, yang membuat aku lebih sering ketemu papa dan jauh lebih mengenal papa. Papaku itu papa yang hebat, beliau multifungsi untukku. Kadang papa jadi temanku, yang selalu siap mendengarkan semua cerita aku. Kadang papa jadi pacarku, menemaniku jalan-jalan, memberikan hal-hal manis yang mengejutkan. Kadang papa juga jadi supirku, yang selalu mengantar dan menjemput aku kemana pun aku mau. Kadang papa jadi guru, yang mengajarkan soal matematika yang menurutku sulit.
Papa orang yang sangat demokratis. Beliau tidak pernah memaksakan kehendaknya. Beliau juga selalu memberikan aku kepercayaan penuh. Aku dan papa punya cara pikir yang sama, mungkin itu yang membuat kami sangat dekat. Hal yang membuat aku sangat nyaman di sampan papa adalah perhatiannya yang sangat besar. Aku anak manja, dan papa selalu bisa memanjakan aku.
Rasanya ingin sekali memeluk beliau saat ini. Aku ingat sekali pesan-pesan beliau, untuk berpendidikan setinggi mungkin. Itu yang selalu memotivasi aku untuk serius dengan kuliahku. Pasti akan sangat sedih saat wisuda nanti tidak ada papa yang mendampingi, tapi aku yakin nanti beliau pasti di samping aku.
Terkadang aku iri melihat orang yang masih mempunyai orang tua yang lengkap. Aku juga sedih melihat orang yang menyepelekan orang lain. Sesuatu itu memang baru terasa berharga saat kita sudah tidak memilikinya lagi.

1 komentar:

Mahesapandu mengatakan...

hidup meski terus berjalan..
salam kenal..

Posting Komentar