Senin, 27 Desember 2010

Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam

Berbicara mengenai etika bisnis, akan menimbulkan pertanyaan apakah ada bisnis yang “bersih”? Karena tujuan dari bisnis adalah keuntungan, maka pebisnis akan melakukan apapun agar mendapatkan keuntungan. Tetapi tidak ada satu pun agama yang mengajarkan kejahatan.
Dalam ekonomi Islam, bisnis dan etika bukanlah hal yang bertentangan. Karena bisnis yang merupakan urusan duniawi juga dianggap sebagai bagian dari investasi akherat. Dengan begitu bisnis akan dijalankan dengan kaidah-kaidah moral yang berlandaskan keimanan.
Landasan yang harus dibangun adalah adanya hubungan manusia dengan manusia dan lingkungannya, serta manusia dengan Tuhannya. Dengan berpegang pada landasan ini maka setiap pebisnis akan merasa ada kehadiran “pihak ketiga” di setiap kegiatannnya. Hal ini karena bisnis dalam Islam tidak semata-mata berorientasi pada dunia, tetapi juga harus mempunyai visi akhirat yang jelas. Dengan kerangka pemikiran seperti itu maka etika dan bisnis bukan merupakan suatu pertentangan.

Komitmen Karyawan Pada Perusahaan

Karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk sebuah perusahaan. Setiap perusahaan berharap mempunyai karyawan yang berkomitmen tinggi pada perusahaannya. Komitmen karyawan pada perusahaan adalah tingkat kemauan karyawan berusaha bahkan berkorban untuk perusahaan.
Memiliki karyawan yang berkomitmen tinggi merupakan suatu keuntungan bagi sebuah perusahaan. Karyawan yang mempunyai komitmen tinggi akan berusaha sekeras mungkin untuk mencapai tujuan perusahaannya. Mereka merasa mempunyai tanggungjawab besar dengan bersedia memberikan segala kemampuannya sehingga timbul rasa memiliki organisasi. Dengan merasa memiliki organisasi yang kuat akan membuat karyawan bekerja lebih giat dan menghindari perilaku-perilaku yang dapat merugikan perusahaan.
Selain menjadi keuntungan bagi perusahaan, memiliki komitmen tinggi pada perusahaan juga dapat menguntungkan karyawan yang bersangkutan. Dengan berkomitmen pada perusahaan yang berujung pada merasa memiliki organisasi maka karyawan akan merasa nyaman dengan pekerjaanya. Hal tersebut membuat karyawan lebih produktif dan dapat lebih cepat meningkatkan jenjang kariernya.

Sabtu, 18 Desember 2010

BAB IV : Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Terdapat dua pandangan mengenai status perusahaan : Legal-creator yaitu perusahaan sepenuhnya ciptaan hukum karena itu ada hanya berdasarkan hukum dan Legal-recognition, suatu usaha bebas dan produktif. Tanggung jawab sosial perusahaan hanya dinilai dan diukur berdasarkan sejauh mana perusahaan itu berhasil mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya. Anggapan bahwa perusahaan tidak punya tanggung jawab moral sama saja dengan mengatakan bahwa kegiatan perusahaan bukanlah kegiatan yang dijalankan oleh manusia.
Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas dan keuntungan ekonomis adalah ruang lingkup tanggung jawab social. Tetapi ada pendapat yang menentang perlunya tanggung jawab social bagi perusahaan, menurut pendapat ini tujuan perusahaan adalah mendapatkan untung sebesar-besarnya. 

BAB III : Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis

Etika Utilitarianisme adalah tentang bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi dan legal secara moral, dikembangkan pertama kali oleh Jeremi Bentham. Prinsip etika utilitarianisme adalah bertindaklah sedemikian rupa sehingga tindakan itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin orang. Nilai positif dari etika utilitarianisme adalah rasionalisme, sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral, dan universalitas.
Dalam etika utilitarianisme manfaat dan kerugian selalu dikaitkan dengan semua orang yang terkait, sehingga analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju langsung pada keuntungan bagi perusahaan.
Kelemahan etika utilitarianisme adalah manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit, etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya, etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang, variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi, seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan proiritas di antara ketiganya, etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.

BAB II : Bisnis dan Etika

Bisnis adalah suatu persaingan, sehingga pelaku bisnis harus berusaha dengan segala cara dan upaya untuk bisa menang. Etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat. Tetapi beberapa perusahaan ternyata bisa berhasil  karena memegang teguh kode etis dan komitmen moral tertentu. Berbagai aksi protes yang mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis menunjukkan bahwa bisnis harus dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.
Dalam bisnis modern para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya, dalam persaingan yang sangat ketat maka konsumen adalah raja, dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis,dan perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang harus dieksploitasi demi mendapat keuntunga. Hal-hal tersebut merupakan keutamaan dari etika bisnis. Sedangkan prinsip-prinsip etika bisni adalah prinsip otonomi, prinsip kejujuran, keadilan, prinsip saling menguntungkan, dan prinsip integritas moral.
Bisnis harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan kepentingan semua pihak terkait yang berkepentingan (stakeholders) dengan suatu kegiatan bisnis harus bisa dijamin, diperhatikan dan dihargai” (disebut tujuan imperative). Bisnis apapun perlu dijalankan secara baik dan etis demi menjamin kepentingan stakeholder.

Selasa, 14 Desember 2010

BAB I B BISNIS : SEBUAH PROFESI ETIS ?

Bisnis bisa menjadi sebuah profesi etis bila ditunjang oleh sistem ekonomi yang kondusif, aturan yang jelas dan fair, kepastian keberlakuan aturan tersebut, aturan hokum yang mengatur kegiatan bisnis, serta sistem pemerintahan yang adil dan efektif.

Prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik :
a.       Etika Terapan
Etika sebagai Refleksi adalah pemikiran moral. Dalam etika sebagai refleksi kita berfikir tentang apa yang dilakukan  dari khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika sebagai refleksi menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang. Etika dalam arti ini dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah. Etika Khusus : Etika individual, Etika social, Etika lingkungan hidup.

b.      Etika Profesi : Profesi dpt dirumuskan sbg pekerjaan yg dilakukan sbg nafkah hidup dg mengandalkan keahlian dan keterampilan yg tinggi dan dg melibatkan komitmen pribadi (moral) yg mendalam. Aturan main dlm menjalankan atau mengemban profesi biasanya disebut Kode Etik.
Prinsip-prinsip etika profesi :
·         Prinsip tanggung jawab
·         Prinsip keadilan
·         Prinsip otonomi
·         Prinsip integritas moral

c.       Menuju Bisnis Sebagai Profesi Luhur
Sesungguhnya bisnis bukanlah merupakan profesi. Bukan tidak mungkin bahwa bisnis pun dapat menjadi sebuah profesi dalam pengertian sebenar-benarnya bahkan menjadi sebuah profesi luhur.
·         Pandangan Praktis-Realistis
Pandangan ini bertumpu pada kenyataan yg diamati berlaku dlm dunia bisnis dewasa ini. Bisnis adalah suatu kegiatan Profit Making, dasar pemikirannya adalah bahwa orang yg terjun ke dlm bisnis tdk punya keinginan  dan tujuan lain selain ingin mencari keuntungan. Pandangan ini sesuai dengan asumsi Adam Smith.
·         Pandangan Ideal
Disebut pandangan ideal, karena dlm kenyataannya masih mrpk suatu hal yg ideal mengenai dunia bisnis. Menurut pandangan ini, bisnis tidak lain adalah suatu kegiatan diantara manusia yg menyangkut memproduksi, menjual, dan membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

BAB I A

A. Pengertian Etika
Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik. Etika berasal dari dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti adat istiadat. Jadi etika dapat diartikan sebagai adat istiadat yang baik yang ada pada diri manusia atau suatu masyarakat. Membicarakan tentang etika kita juga pasti akan membicarakan tentang moralitas. Moralitas adalah berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan.

B. Tiga Norma Umum
Norma dapat diartikan sebagai pedoman tentang bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan kita. Norma dapat di bagi menjadi 2 yaitu :
1. Norma Khusus : aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan lain-lain.
2. Norma Umum : sebaliknya lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal.

  • Norma Sopan Santun : norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan sehari-hari.
  • Norma Hukum : Norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Norma Moral : yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.


C. Teori Etika
• Etika Teleologi : Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
o Egoisme Etis : Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.

o Utilitarianisme : Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.

  • Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)
  • Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)

• Deontologi
Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.

• Teori Hak
Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.

• Teori Keutamaan
Memandang sikap atau akhlak seseorang.