Entah sudah berapa lama bersamanya. Rasanya sudah sangat lama. Sudah banyak sekali yang terjadi. Tidak pernah terpikir mampu selama ini. Sangat sulit, tetapi sangat indah. Saya sendiri tidak terlalu mengerti kenapa harus dia. Sebelum benar-benar mengenalnya, menurut saya dia hanya seorang pria egois, pria yang di kelilingi banyak wanita tanpa status yang jelas.
Dulu dia adalah teman sekelas saya, yang slalu mengisahkan kisah hidupnya pada saya. Sejak awal saya merasa dia teman yang asyik diajak bicara. Kami sering sekali ngobrol, baik ngobrol langsung maupun lewat telepon atau sms. Bertahun-tahun berteman, bercerita, berdiskusi, bahkan bertengkar membuat saya jauh lebih mengenalnya.
Mungkin karena sering berkomunikasi dan sudah saling mengenal lebih jauh, saya merasa nyaman bersamanya. Entah siapa yang memulai hubungan kami berkembang menjadi lebih dari teman. Tidak mudah menjalanin hubungan yang saya sendiri tidak tahu namanya apa, bukan berteman biasa pastinya karena perhatian yang kami berikan lebih dari perhatian kepada seorang teman sampai,akhirnya kami benar-benar pacaran.
Seingat saya sangat sulit dan sangat banyak yang dikorbankan. Tapi itu semua terbayar dengan kebahagiaan yang sampai saat ini masih kami rasakan. Rasanya tidak rugi menukar semua itu dengan keadaan kami saat ini.
Sekarang, saat saya sudah benar-benar mengenalnya, sosok egois itu tetap ada tetapi kesabarannya jauh lebih besar dari keegoisannya. Dia tidak sempurna, masih banyak yang lebih baik dari dia, tapi ada sesuatu yang tidak mampu orang lain berikan pada saya seperti yang dia berikan, yaitu rasa nyaman yang tidak bisa saya dapatkan dari orang lain.
Ada satu hal yang tidak pernah bisa saya lupakan. Saat papa saya meninggal dan saya sangat terpuruk, sangat sulit menerima kenyataan. Cara pandang saya tentang hidup berubah, sayangnya bukan ke arah yang lebih baik. Tapi dengan sabarnya dia tetap ada di samping saya, menyeka tiap tetes air mata saya, menarik saya dari keterpurukan, mengajarkan saya untuk menerima kenyataan dan sedikit demi sedikit merubah cara pandang saya mejadi lebih baik.
Tetapi bukan hanya hal baik yang saya ingat, ada satu hal yang sampai saat ini membuat saya merasa sakit saat mengingatnya. Masa lalu dan sudah berlalu, tapi meninggalkan luka. Seseorang pernah mengatakan, “Maafkanlah orang yang menyakitimu, bukan untukknya tapi untuk dirimu sendiri. Karena rasa marah itu yang sebenarnya membuatmu sakit sampai saat ini”. Jika di pikirkan kembali, ucapan itu memang benar, sebenarnya yang membuat saya sakit adalah rasa marah saya sendiri, jika saya bisa menerima dan memaafkan orang itu secara otomatis sakit yang saya rasakan pun akan hilang. Akhirnya, saya sadar bahwa saya bukan orang yang mudah memaafkan.
Bukan kah setiap orang mempunyai sisi baik dan sisi buruk? Mempunyai kekurangan dan kelebihan? Begitu pun dengan saya dan dia. Tetapi selama ini kami bisa menerima semuanya, menjadikan kekurangan menjadi kelebihan. Mungkin karena itu saya merasa hidup saya lengkap bersamanya, dan tidak pernah merasa ada yang lebih dari orang lain yang harus dia miliki.
Senin, 15 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar