Aku anak kedua dari dua bersaudara. Mempunyai seorang ibu yang sekarang menjadi inspirasiku. Ibu yang hebat, yang jauh lebih kuat dari pria-pria kekar. Ibu yang menjadi kebanggaanku. Ibu yang sangat aku sayangi, terlebih setelah papaku dijemput Allah.
Sebenarnya aku lebih dekat dengan papaku. Seperti ceritaku sebelumnya, hal ini disebabkan karena waktu kerja papaku lebih fleksibel. Dulu aku sering bertentangan dengan mama. Tapi semakin aku besar aku makin memahami mama.
Kurang hebat apa mamaku? Dia sanggup mengandung kedua anaknya selama sembilan bulan lalu melahirkannya, terlebih aku dilahirkan melalui proses operasi yang menyakitkan dan berdampak sampai saat ini, sampai usiaku menginjak 19 tahun. Lalu mama merawat, membesarkan dan mendidik kami dengan sangat baik. Mungkin itu memang sudah tugasnya sebagai seorang ibu, tapi karena mamaku itu mama yang hebat selain menjadi ibu rumah tangga dia pun sanggup bekerja hingga mempunyai karier yang cemerlang. Di sela-sela waktunya yang sangat padat itu, mama selalu sempat mendoakan anak-anaknya agar selalu dilindungi Allah.
Aku ingin punya hati seputih hati mama. Mama selalu mengajarkan aku untuk membersihkan hati dengan cara memaafkan. Aku juga ingin sekuat mama yang sanggup menahan perasaan dan air matanya. Tidak menangis bukan berarti tidak sedih. Aku pun ingin menjadi orang yang tanpa pamrih seperti mama. Menolong orang tanpa balasan apapun, walaupun orang yang ditolong pernah menyakitinya.
Dari cerita-cerita yang aku dengar, aku tahu hidup mama tidak mudah. Mama dilahirkan di keluarga biasa, tetapi dengan usaha dan kerja kerasnya beliau bisa menaikan harkat dan martabat keluarganya. Dan sekarang dia menjadi seorang single parent, bukan hal yang mudah tapi dia tidak pernah menyerah apalagi merasa terpuruk.
Mungkin aku tidak bisa seperti mama, tapi aku akan membuatnya bangga dengan caraku sendiri. Itu selalu memotivasiku untuk melakukan segala hal yang terbaik untuk hidupku, karena aku ingin membuat mama bangga dan bahagia.
Senin, 15 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar