Senin, 04 Oktober 2010

Etika Dalam Berpakaian

Pakaian adalah kebutuhan pokok bagi manusia, terlebih yang masih menganut adat timur, yang masih kental dengan berbagai norma masyarakat. Oleh karena itu, manusia dapat dinilai dari cara berpakaiannya. Tidak perlu pakaian mahal, yang penting pantas dipakai. Karena pakaian mahal tidak menjamin seseorang akan dinilai dengan baik.
Pakailah pakaian sesuai dengan norma yang berlaku. Contohnya di Indonesia, yang mayoritas memeluk agama Islam, maka pakailah pakaian yang tertutup. Maksud tertutup disini adalah pakaian yang sopan, tidak wajib berkerudung. Sesuaikan dengan kegiatan yang kita lakukan, contohnya bila kita akan datang ke sebuah acara kegamaan, maka pakailah pakaian sesuai himbauan agama masing-masing.
Selain itu, jangan memakai pakaian yang berlebihan. Karena dapat menimbulkan kesan atau nilai yang kurang baik. Misalkan dengan memakai pakaian berlebihan akan di nilai sombong.
Yang paling penting adalah pakailah pakaian yang bersih, rapi, dan sesuai dengan kita. Tidak kebesaran atau kekecilan, dan juga sudah dicuci dan di setrika dengan rapi.

Etika Bisnis

Setiap tindakan atau kegiatan pasti mempunyai etika. Etika bisa diartikan sebagai adat istiadat, yaitu sekumpulan aturan. Begitu pun dengan bisnis, ada etikanya. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan. Bericara mengenai etika maka kita juga pasti akan membicarakan tentang norma. Norma memberi pedoman tentang bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan kita. Norma dibagi menjadi norma khusus dan norma umum. Teori etika memiliki empat macam, yaitu : Etika Teleologi , Deontologi, Teori Hak, Teori Keutamaan (Virtue).
Dalam bisnis banyak sekali terjadi persaingan, segala cara dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang merupakan tujuan dari bisnis. Terlebih di era globalisasi seperti sekarang ini, perekonomian tumbuh begitu cepat yang diikuti oleh persaingan yang semakin ketat. Dalam persaingan bisnis yang ketat, etika bisnis sangat dibutuhkan.  Etika bisnis bertujuan agar para pelaku bisnis melakukan bisnisnya secara baik dan etis, tidak ada kepentingan masyarakat yang dilanggar, serta dapat menentukan etis atau tidaknya suatu praktek bisnis. Tujuan itu dapat terwujud apabila pelaku bisnis menanamkan prinsip otonomi, kejujuran, keadilan, saling menguntungkan, dan itegritas moral.
            Berdasarkan mitos bisnis amora etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat . Tetapi nyatanya etika bisnis dalam perusahaan sangat penting, karena pada dasarnya etika bisnis selalu menguntungkan perusahaan. Tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan berdampak negatif untuk perusahaan yang bersangkutan.
            Etika Utilitarianisme  adalah tentang bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi dan legal secara moral. Dalam Etika Utilitarianisme, manfaat dan kerugian selalu dikaitkan dengan semua orang yang terkait, sehingga analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju langsung pada keuntungan bagi perusahaan.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan harus dapat dipertanggung jawabkan. Anggapan bahwa perusahaan tidak punya tanggung jawab moral sama saja dengan mengatakan bahwa kegiatan perusahaan bukanlah kegiatan yang dijalankan oleh manusia. Tanggung jawab sosial perusahaan mempunyai kaitan yang erat dengan penegakan keadilan dalam masyarakat umumnya dan bisnis khususnya. Masalah keadilan berkaitan secara timbal balik dengan kegiatan bisnis, khususnya bisnis yang baik dan etis. Terwujudnya keadilan masyarakat, akan melahirkan kondisi yang baik dan kondusif bagi kelangsungan bisnis. Praktik bisnis yang baik, etis, dan adil akan mewujudkan keadilan dalam masyarakat. Sebaliknya ketidakadilan yang merajalela akan menimbulkan gejolak sosial yang meresahkan para pelaku bisnis.